BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 LATAR BELAKANG MASALAH
salah satu bagian dari ruang ekonomi
adalah mempermasalahkan kemampuan produsen, pad saat menggunakan sumber daya (
input )yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai
maksimal bagi konsumennya
Pembahasan
tentang perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk
melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan
konsumen-konsumennya. Sehingga kendala pada pengambilan keputusan seberapa
banyak peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan
konsumen-konsumennya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu
produsen dan produksi?
2) Apa saja
faktor dan tujuan produksi?
3) Apa itu
fungsi produksi?
4) Bagaimana
pengaplikasian fungsi produksi?
5) Bagaimana
cara mengoptimalkan fungsi produksi ?
1.3 TUJUAN
Penulisan makalah ini ditujukan
untuk mencapai keputusan yang harus di ambil oleh sebuah perusahaan, berapa
banyak penggunaan input sehingga menghasilkan keuntungan maksimal bagi
perusahaan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Produsen Dan Produksi
Produsen adalah orang atau suatu badan
perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa
sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Sedangkan Produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku atau sumber daya
alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menaikkan
nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya manusia yang dapat
menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen sehingga menghasilkan nilai
jual dan guna jasa tersebut.
Dalam
kegiatan produksi terjadi proses perubahan bentuk atau perubahan nilai guna
barang atau jasa, setelah proses selesai kemudian akan muncul outputnya yaitu
suatu barang atau jasa yang bisa dijual atau dipasarkan kepada distributor
untuk didistribusikan kepada konsumen atau dari produsen langsung
didistribusikan kepada konsumennya.
Seperti
dalam produksi Air minum dalam kemasan atau Air mineral yang diproduksi oleh
sebuah perusahaan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yaitu Aqua .
Perusahaan tersebut mengambil air dari mata air murni di Babakan Pari, Gunung
Salak. Kemudian mereka proses mata air tersebut dengan langkah-langkah yang
telah menjadi prosedur perusahaan tersebut agar kualitas air menjadi lebih
layak untuk dikonsumsi. Setelah proses selesai lalu keluarlah outputnya atau
hasil dari proses tersebut yaitu air mineral dalam kemasan yang siap
didistribusikan ke konsumen dan distributor.
Namun
dalam perilaku produsen, tidak hanya kegiatan produksi yang dijalani diatas tetapi banyak proses
lain yang harus dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara
lain menghitung berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau diproduksi
dengan biaya seminimal mungkin sehingga terjadi keuntungan maksimal dalam
perusahaan.
Guna
suatu barang atau jasa yang timbul karena kegiatan produksi dapat dibedakan sbb
:
1. guna
bentuk (form utility).
2. guna
tempat (place utility).
3. guna
waktu (time utility).
4. guna
kepemilikan (ownership utility).
5. guna
pelayanan (service utility).
6. guna
dasar (basic utility)
2.2
Tujuan Produksi
Apakah sebenarnya tujuan barang dan jasa
diproduksi oleh manusia? Berikut ini adalah
beberapa tujuan produksi :
1.
Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki beragam
kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan
produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.
2.
Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang
dan jasa, produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dan
memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
3.
Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi
barang dan jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan
produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
termasuk kehidupan para karyawan.
4.
Meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu
berusaha memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat
kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan mutu sekaligus
jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi sebelumnya.
5.
Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai
atau karena bencana alam. Semua itu diganti dengan cara memproduksi barang yang
baru.
6.
Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri.
7.
Meningkatkan kemakmuran.
8.
Memperluas lapangan usaha.
Permasalahan
seorang produsen adalah bagaimana dengan modal yang terbatas bisa menciptakan
barang dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Peran penting seorang produsen
adalah sebagai berikut :
1. Produsen
menjadi manajer yang mengkoordinasikan faktor – faktor produksi baik tenaga kerja/
L , tanah/ sumber daya alam, N, capital/ modal, bahan baku dan enterpreneur /
keahlian yang ada dalam masyarakat.
2. Mempunyai
insiatif dan daya kreatif untuk inovasi – inovasi baru termasuk dalam IPTEK.
3. Mengambil
keputusan kebijakan bisnis.
4. Mampu
menganalisis kondisi ekonomi secara makro yang sedang berlangsung dalam negara
tersebut.
5. Kemampuan
untuk memilih WHAT (Barang apa yang dibuat), HOW (Bagaimana cara paling efisien
untuk membuatnya), WHO (Siapa yang terjun langsung dan tidak langsung dalam
proses produksi), WHOM (Untuk siapa barang tersebut dibuat). Di sini diharapkan
seorang produsen mempunyai kepekaan untuk melihat pasar yang paling
menguntungkan.
2.3 Fungsi Produksi
Fungsi
produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah inputan
produksi yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang dihasilkan
dari proses produksi. Secara matematis dapat dinyatakan :
X
= f ( A1, A2, A3,...)
X
: output yang dihasilkan
(A1,A2,A3,...)
: input yang dipakai
Sifat
fungsi produksi terdapat dalam suatu hukum ekonomi yaitu : "The Law of
Diminishing Returns" (Hukum
Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa jika salah satu input
ditambah dengan input lain yang dianggap tetap maka hasil output dari
pertambahan input tadi mula-mula akan bertambah, tetapi lama kelamaan akan
menurun menurun setelah sampai pada titik maksimalnya jika input terus menerus
ditambah.
Kondisi
hukum diatas dapat kita liat ketika suatu produsen Tahu menambahkan jumlah
kacang kedelai namun jumlah pekerja, mesin dan faktor inputan produksi lainnya
dalam kondisi tetap. Jumlah tahu yang dihasilkan memang akan meningkat karena
bahan baku kacang kedelai pun bertambah, tetapi ketika kacang kedelai terus
menerus ditambah maka proses produksi akan menjadi semakin tidak efektif karena
lama kelamaan para pekerja tidak akan sanggup mengerjakan tugas membuat tahu
yang semakin banyak ,dan bahan-bahan pembuat tahu yang lain juga tidak
bertambah sehingga kacang kedelai tidak semuanya dapat diproduksi menjadi tahu
dan akhirnya hasil produksi akan menurun seiring berjalannya waktu produksi.
2.4 Macam-Macam
Faktor Produksi.
a. Faktor
Produksi Alam adalah sumber daya ekonomis yang disediakan alam sebagai anugerah
Tuhan.
b. Faktor
Produksi Tenaga kerja adalah sumber daya tenaga yang dihasilkan individu baik
bersifat jasmani maupun rohani yang ditujukan untuk produksi.
Ø Faktor
tenga kerja dilihat dari :
a. Sifatnya.
·
Rohani yaitu
kegiatan pencurahan pikiran dalam proses produksi, kegiatan yang lebih banyak
menggunakan kemampuan berpikir. Contoh: Editor, manager dll.
·
Jasmani yaitu
kegiatan yang lebih mengutamakan fisik/tenaga dalam proses produksi. Contoh:
sopir,petani dll
b. Kualitasnya
·
Terdidik
(skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan formal. Contoh:
Dokter,Guru dll.
·
Terlatih
(trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pengalaman atau latihan.
Contoh: Sopir,masinis dll.
·
Tidak terdidik
dan terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak memilki kepandaian atau ketrampilan
tertentu tetapi lebih mengandalkan fisik. Contoh: Kuli angkut, buruh dll.
c. Faktor
Produksi Modal merupakan barang yang dihasilkan dan dapat dipergunakan dalam
proses produksi untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Modal dapat digolongkan
:
a) Sifatnya
ü Tetap,
benda/barang modal yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali dalam proses
produksi. Modal tetap dapat dibedakan atas: yang tidak habis dipakai, yaitu
berupa tanah, Modal yang berangsur-angsur habis, yaitu bangunan, mesin dll
ü Lancar,
modal yang habis dalam satu kali proses produksi. Contoh: bahan baku, bahan
penolong dll
b) Fungsinya
ü Masyarakat
(social capital), modal yang mampu menghasilkan produk yang berguna untuk umum.
Contoh: bus, kereta api dll
ü Perorangan/Individu
(personal capital), modal yang mampu menhasilkan bagi individu tertentu/ sumber
pendapat. Contoh: tabungan, rumah disewakan dll
Jika
kamu sudah memahami sedikit tentang faktor produksi, maka untuk selanjutnya
kita perlu mengetahui apa saja kegiatan usaha produksi. Kegiatan usaha produksi
ada 5 macam yaitu :
1. merupakan
usaha untuk mendapatkan langsung persediaan alam. Misalnya: pertambangan,
menebang kayu di hutan dll
2. Agraris
: merupakan usaha mengolah persediaan alam. Misalnya: pertanian,perternakan dll
3. Industri
: usaha mengolah bahan mentah dan bahan-bahan pembantu menjadi barang jadi/siap
pakai. Misalnya: membuat tahu, kue, baju dll
4. Perdagangan
: usaha memperdagangkan produk dari produsen ke konsumen. Misalnya: toko, PKL
dll
5. Jasa
: merupakan usaha yang melibatkan pelayanan jasa. Misalnya: jasa konsultasi,
pendidikan, kesehatan, pengangkutan dll.
A.
Produksi
Optimal
Produksi
optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk memproduksi output
tertentu, posisi optimal akan tercapai ketika tidak mungkin mengurangi output
produksi yang lain untuk meningkatkan output.
Tingkat
produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan.
Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan
biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya,
tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total
inventori cost (TIC) minimum.
Metode
EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi.
Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh
terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1) Barang
yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat
permintaan.
2) Selama
produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat
produksi dikurangi tingkat permintaan. Selama berproduksi, besarnya tingkat
persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
B.
Penentuan
Volume Produksi Yang Optimal Dengan Metode Economic Production Quantity (Epq).
Persediaan
produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya
permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume
produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan
pada tingkat biaya minimal. Menurut Yamit (2002), permasalahan itu dapat
diselesaikan dengan menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ).
Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal,
dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang
serendah-rendahnya.
Menurut
Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya
variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat
digolongkan sebagai berikut:
1) Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang
disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2) Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut
biaya penyimpanan (holding cost). Menurut Handoko (2002), biaya persiapan
produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung.
Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan
digunakan. Biaya ini terdiri dari : a). biaya mesin-mesin menganggur, b). biaya
persiapan tenaga kerja langsung, c). biaya scheduling, d).biaya ekspedisi dan
sebagainya. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi
secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan
semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk
sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
ü Biaya
fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
ü Biaya
modal (opportunity cost of capital)
ü Biaya
keusangan
ü Biaya
perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
ü Biaya
asuransi persediaan
ü Biaya
pajak persediaan
ü Biaya
pencurian, pengrusakan atau perampokan
ü Biaya
penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua
jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya
persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya
penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan (Siagian, 1997). Semakin
banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan
semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat
persediaan semakin besar atau sebaliknya.
2.5 Motivasi Produsen Dalam
Berproduksi
Dalam
ekonomi konvensional, motivasi utama bagi produsen adalah mencari keuntungan
material (uang) secara maksimal sangat dominan, meskipun saat ini sudah
berkembang bahwasanya produsen tidak hanya bertujuan mencari keuntungan
maksimal semata. Produsen adalah seorang profit seeker sekaligus profit
maximizer.
Strategi,
konsep dan teknik berproduksi semuanya diarahkan untuk mencapai keuntungan
maksimum, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Milton Friedman
menunjukkan bahwa satu-satunya fungsi bisnis adalah untuk melakukan aktivitas
yang ditunjukkan dalam rangka meningkatkan keuntungan.Isu yang kemudian
berkembang menyertai motivasi produsen ini adalah masalah etika dan tanggung
jawab sosial produsen. Keuntungan maksimal telah menjadi sebuah insentif yang
teramat kuat bagi produsen untuk melaksanakan produksi.
Akibatnya
motivasi untuk mencari keuntungan maksimal seringkali menyebabkan produsen
mengabaikan etika dan tanggung jawab sosialnya, meskipun mungkin tidak
melakukan pelanggaran hukum formal, misalnya dalam rangka menekan biaya dalam
pengolahan limbahnya, suatu pabrik membuang sisa hasil produksinya ke sungai.
Atau seorang pengusaha di bidang perhutanan yang menebang pohon-pohon tanpa
memperhitungkan dampaknya terhadap kelestarian hutan terutama hutan sebagai
penampung air yang pada jangka panjang dapat menyebabkan bencana bagi manusia.
Dalam
pandangan ekonomi Islam, motivasi produsen semestinya sejalan dengan tujuan
produksi dan tujuan kehidupan produsen itu sendiri. Jika tujuan produksi adalah
menyediakan kebutuhan material dan spiritual untuk menciptakan maslahah, maka
motivasi produsen tentu saja jua mencari maslahah, dimana hal ini juga sejalan
dengan tujuan kehidupan seorang muslim. Produsen dalam pandangan ekonomi Islam
adalah mashlahah maximizer, mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan
bisnis lain tidak dilarang sepanjang berada dalam bingkai tujuan dan hukum
Islam, hal ini telah tercantum dalam rancang bangun ekonomi Islam dimana salah
satunya adalah ma’ad atau return.
BAB 3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Seluruh
materi-materi yang disampaikan adalah hal-hal yang harus dilakukan pengusaha
untuk meningkatkan hasil produksi sehingga tujuan mendapat keuntungan pun dapat
tercapai. Untuk memaksimalkan hasil produksi harus memenuhi beberapa konsep
penting dalam perilaku produsen yaitu, faktor produksi dll.
Perilku produsen juga mengajarkan kita untuk lebih
teliti dalam memberikan harga jual yang tidak merugikan produsen dan juga tidak
memberatkan konsumen sehingga daya konsumsi pun stabil karena selain konsumen
membutuhkan barang atau jasa yang dihasilkan produsen, konsumen juga mampu
membeli barang atau jasa yang di jual.
DAFTAR PUSTAKA
http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9993/Slide_BAB_V.ppt
http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/.../mikro-5-perilaku-produsen-nuhfil.pdf
http://ahmadsubagyo.com/...mikro/05-TEORI-PRODUKSI-1-DAN-2.pdf
http://dwizeru.wordpress.com/2011/05/28/perilaku-produsen/
http://ambrosiusnurhadiprasetyo.blogspot.com/2012/03/perilaku-produsen.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/produksi-optimal/
http://nengverra.blogspot.com/2010/04/perilaku-konsumen-dan-produsen.html
http://moh-angscorp.blogspot.com/2012/03/teori-perilaku-produsen-dan-biaya.html